Senin, 22 Juni 2020

Eksport Lobster Air Tawar Terhambat Corona

Eksport Lobster Air Tawar Terhambat Corona


Eksport Lobster Air Tawar Terhambat Corona - Harga udang lobster air tawar vannamei (Litopenaeus vannamei) di Lampung mengalami penurunan tajam sejak awal tahun ini. Bahkan penurunan harga sempat mencapai Rp10 ribu per kilogram (kg) untuk semua size (ukuran). Sejumlah pedagang udang yang dihubungi media di Bandarlampung mengakui kondisi demikian. Haji Ono, salah satu pembeli udang di Lampung, mengakui, sejak awal tahun ini harga udang jatuh karena ekspor tersendat akibat merebaknya wabah virus corona di sejumlah negara konsumen.

Sementara di Indonesia sendiri, pengusaha cold storage juga melakukan pembatasan pembelian dan mengurangi kegiatan. Sebaliknya para pemilik tambak justru panik karena khawatir kondisi wabah virus makin gawat dan ekonomi kacau sehingga buru­-buru panen. Meskipun udang masih kecil dengan size 70 hingga 100 ekor per kg.

Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan sehingga harga jual udang merosot tajam, terutama udang kecil yang banyak dipanen. Padahal biasanya, seperti tahun­ tahun sebelumnya petambak baru panen total menjelang Lebaran.

Ini kemungkinan menjelang Lebaran pasokan udang dari tam­ bak bakal berkurang karena sudah dipanen duluan, ujar Haji Ono, pekan lalu, yang sewaktu harga udang jatuh terpaksa menolak udang karena susah jualnya ke cold storage. Silahkan kunjungi halaman ini bila sobat ingin tau proses budidaya lobster air tawar.

Bulan April Cukup Bersahabat

Menurut Pak Haji—begitu petambak biasa memanggilnya, mulai minggu kedua April, harga udang mulai terkerek naik. Rata­rata kenaikan harga dari semua size sekitar Rp 3 ribu per kg. Misalnya, harga udang size 100 naik dari Rp 42 ribu menjadi Rp 45 ribu per kg. Padahal sebelumnya harga udang ukuran tersebut sempat di bawah Rp 40 ribu per kg. Kini, lanjut Pak Haji, justru produksi udang di tambak­tambak udang Lampung jauh menurun.

Sementara kran ekspor mulai terbuka meskipun belum normal seperti sebelum terjadinya wabah virus corona. Itu terjadi karena pasar utama ekspor udang Indonesia, seperti Amerika, Eropa, dan China juga masih berkutat dengan virus corona. Pada saat harga jatuh bulan lalu, kenang Haji Ono, ia bisa memasok minimal 2 truk per hari ke cold storage. Sementara kini setelah panen sepi, paling ia hanya mampu mendapatkan udang paling banyak 3 truk dalam seminggu. Apakah harga udang ke depannya akan kembali normal, Pak Haji sulit memprediksinya.

Alasannya, bisa saja produksi udang Indonesia turun atau tergantung juga negara konsumen. Bisa saja negara tujuan ekspor tidak banyak menyerap udang jika masih dilanda virus corona dan ekonomi negaranya memburuk. Atau katakanlah ekonomi negara tujuan ekspor udang membaik pasca dilanda corona. Tapi jika produksi udang India, Thailand, dan Vietnam meledak ya harga udang juga sulit untuk naik tinggi. Jadi banyak faktor yang menyebabkan harga udang naik, urainya.

Related Posts

Eksport Lobster Air Tawar Terhambat Corona
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.