Bagi kalangan UKM, sebaiknya tidak terjebak melakukan hal semacam ini dengan memasang harga produk semurah mungkin. Apabila produk Anda memang mengincar pasar kelas High-end, jika produk Anda memang bagus dan berkualitas, kenapa harus ragu pasang harga yang tinggi ? Mungkin Anda akan bertanya bertanyatanya, bagi kalangan UKM yang masih berjuang mendapatkan segmen pasar, pasang harga terjangkau saja belum tentu laku apalagi pasang harga tinggi ? Ada contoh kasus lain yang cukup menarik dan bisa membuktikan brand UKM pun bisa bersaing harga dengan brand papan atas asalkan produk tersebut memang bagus.
Ada sebuah brand baju muslim di sebuah kota yang bersaing dengan brand raksasa sesama baju muslim. Yang membedakan adalah jika produk brand besar tersebut disupport oleh butik dan desainer ternama, produk yang satu ini merupakan kreasi rumahan. Terlihat tidak mungkin bagi brand baju muslim rumahan itu untuk bisa memenangkan persaingan dengan brand besar itu, bukan ? Tapi yang terjadi adalah brand rumahan itu bisa memenangkan persaingan dan memperoleh omset ratusan juta per bulan tanpa harus buka satu toko pun! Kok bisa ? Ternyata hal-hal dibawah inilah yang dilakukan oleh si pemilik brand baju muslim rumahan itu.
Ia menambahkan sejumlah faktor pendukung yang membuat desain baju muslimnya tampak seperti desain papan atas, setara atau bahkan lebih bagus daripada desain brand besar saingannya. Tentu saja karena desainnya dirubah premium, harga jual produknya pun juga melejit. Di atas lima ratus ribu bahkan ada yang mencapai jutaan rupiah per desain. Lalu bagaimana dia menjualnya ? Strateginya adalah dengan melakukan konsinyasi atau titip jual kepada toko-toko pakaian yang ada dikota tersebut. Total ada 18 toko pakaian yang bekerjasama dengan brand UKM tersebut, dan hal ini tentu saja membuat seolah-olah produknya lebih banyak dan lebih populer dibandingkan brand besar itu yang hanya memiliki beberapa outlet. Tapi yang mendorong orang-orang kemudian percaya bahwa produk itu lebih bagus adalah karena memang kualitasnya sejak awal sudah bagus, sehingga orang tidak ragu untuk membelinya meski dengan harga tinggi. Dia hanya perlu menambahkan label pada desain baju produksinya dan membuatnya tampak seperti keluaran butik papan atas.
Contoh lainnya mungkin bisa dilihat dari brand Brodo yang terkenal akan produk sepatu dan pakaian pria. Brand yang berpusat di Bandung ini sejak awal memang mengincar segmen konsumen dari kalangan pria eksekutif dan kelas atas. Maka tidak mengherankan jika harga yang dipasang cukup tinggi, range harga untuk satu produk sepatu Brodo saja misalnya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Harga yang tinggi tersebut tidak serta merta membuat pasar ogah membelinya. Sebaliknya, pemesanan produk brodo hampir selalu membludak setiap bulannya.
contoh berikutnya adalah perusahaan Abimanaseo yang bergerak dibidang jasa seo semarang dan berdiri pertama kali tahun 2007. Perusahaan tersebut tidak mau memberikan harga yang terlalu murah, karena memang mempunyai kualitas yang sepadan dengan harganya. Meskipun harga terbilang sedikit lebih mahal dari tempat lain, klien abimanaseo tidak pernah pindah ke lain hati karena mereka percaya dengan perusahaan abimanaseo.
Ada sebuah brand baju muslim di sebuah kota yang bersaing dengan brand raksasa sesama baju muslim. Yang membedakan adalah jika produk brand besar tersebut disupport oleh butik dan desainer ternama, produk yang satu ini merupakan kreasi rumahan. Terlihat tidak mungkin bagi brand baju muslim rumahan itu untuk bisa memenangkan persaingan dengan brand besar itu, bukan ? Tapi yang terjadi adalah brand rumahan itu bisa memenangkan persaingan dan memperoleh omset ratusan juta per bulan tanpa harus buka satu toko pun! Kok bisa ? Ternyata hal-hal dibawah inilah yang dilakukan oleh si pemilik brand baju muslim rumahan itu.
Ia menambahkan sejumlah faktor pendukung yang membuat desain baju muslimnya tampak seperti desain papan atas, setara atau bahkan lebih bagus daripada desain brand besar saingannya. Tentu saja karena desainnya dirubah premium, harga jual produknya pun juga melejit. Di atas lima ratus ribu bahkan ada yang mencapai jutaan rupiah per desain. Lalu bagaimana dia menjualnya ? Strateginya adalah dengan melakukan konsinyasi atau titip jual kepada toko-toko pakaian yang ada dikota tersebut. Total ada 18 toko pakaian yang bekerjasama dengan brand UKM tersebut, dan hal ini tentu saja membuat seolah-olah produknya lebih banyak dan lebih populer dibandingkan brand besar itu yang hanya memiliki beberapa outlet. Tapi yang mendorong orang-orang kemudian percaya bahwa produk itu lebih bagus adalah karena memang kualitasnya sejak awal sudah bagus, sehingga orang tidak ragu untuk membelinya meski dengan harga tinggi. Dia hanya perlu menambahkan label pada desain baju produksinya dan membuatnya tampak seperti keluaran butik papan atas.
Contoh lainnya mungkin bisa dilihat dari brand Brodo yang terkenal akan produk sepatu dan pakaian pria. Brand yang berpusat di Bandung ini sejak awal memang mengincar segmen konsumen dari kalangan pria eksekutif dan kelas atas. Maka tidak mengherankan jika harga yang dipasang cukup tinggi, range harga untuk satu produk sepatu Brodo saja misalnya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Harga yang tinggi tersebut tidak serta merta membuat pasar ogah membelinya. Sebaliknya, pemesanan produk brodo hampir selalu membludak setiap bulannya.
contoh berikutnya adalah perusahaan Abimanaseo yang bergerak dibidang jasa seo semarang dan berdiri pertama kali tahun 2007. Perusahaan tersebut tidak mau memberikan harga yang terlalu murah, karena memang mempunyai kualitas yang sepadan dengan harganya. Meskipun harga terbilang sedikit lebih mahal dari tempat lain, klien abimanaseo tidak pernah pindah ke lain hati karena mereka percaya dengan perusahaan abimanaseo.
Kalau Produk Anda Berkualitas, Jangan Ragu Jual Mahal
4/
5
Oleh
Jonathan
